Mantan Menko Polhukam RI, Mahfud MD, mengungkapkan bahwa dua orang cucu atau anak dari keponakannya mengalami keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah mereka. Menurut Mahfud, kedua cucunya dan beberapa rekan di sekolah tersebut mengalami gejala keracunan makanan setelah mengonsumsi menu MBG. Satu kelas di sekolah tersebut, delapan orang langsung muntah-muntah. Mahfud juga menjelaskan bahwa salah satu cucunya harus dirawat di rumah sakit selama empat hari, sementara yang lain sudah diizinkan pulang ke rumah.
Mahfud menyatakan pemahamannya terhadap pernyataan Presiden RI Prabowo Subianto terkait kesalahan atau kekurangan pelaksanaan program MBG di seluruh Indonesia. Namun, dia menekankan bahwa persoalan korban keracunan MBG tidak boleh dianggap hanya sebagai sebuah angka. Bagi Mahfud, program MBG memiliki tujuan mulia dalam menyediakan kebutuhan makanan dan gizi, terutama bagi anak-anak kurang mampu. Dia menegaskan perlunya dukungan dan evaluasi terhadap program ini, serta penekanan pada tata kelola yang lebih baik.
Poin kritis yang disoroti Mahfud adalah ketidakjelasan dasar hukum dari program MBG. Dia mempertanyakan apakah program ini diatur oleh Peraturan Presiden, Peraturan Pemerintah, atau Undang-Undang. Mahfud juga menyoroti perlunya kepastian hukum dalam program tersebut, termasuk tanggung jawab yang jelas bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaannya. Dia menekankan bahwa kepastian hukum memainkan peran penting dalam menetapkan parameter tanggung jawab dan prosedur standar pelaksanaan program MBG.
